Mengobati Kanker Serviks
sumber: Trubus Online
‘Selamat ya, sudah hamil.’ Yanti Sumiati bertubi-tubi
menerima ucapan itu dari rekan kerja, tetangga, dan saudara pada Mei 2010.
Perutnya membesar. Banyak orang menerka ia hamil 5 bulan. Hati Yanti justru
remuk‑redam. Sebab, bukan janin dalam kandungan, tetapi kanker serviks yang
merenggut nyawa seorang perempuan setiap 4 menit.
Yanti Sumiati mengetahui kanker serviks itu ketika ia
memeriksakan diri di sebuah klinik di Warungbuncit, Kotamadya Jakarta Selatan.
Bagian bawah perut sakit, ‘Seperti ditusuk-tusuk, nyeri sekali,’ kata perempuan
kelahiran Bogor, Jawa Barat, 20 Agustus 1978 itu. Rasa sakit menjalar ke kaki
kiri. Kondisi itulah yang mendorong Yanti bergegas ke dokter spesialis
kandungan dan kebidanan, dr Slamet Zaeny SpOG, pada 6 Mei 2010.
Dokter yang memindai Yanti menggeleng-gelengkan kepala.
‘Lihat di monitor, kankernya sebesar kepala bayi,’ kata dr Slamet Zaeny SpOG
seperti diulangi oleh Yanti. Kadar CA – indikator adanya sel kanker – 113,39
U/ml; normal, kurang dari 35 U/ml. Sambil berbaring, ia memandangi layar
pemindai. Dokter menyarankan Yanti menjalani operasi. Namun, anak ke-3 dari 6
bersaudara itu memilih jalan lain. Sebab, sebelum pemeriksaan itu pada April
2008 ia menjalani operasi untuk mengatasi kista.
Namun, 2 tahun berselang ia terserang kanker serviks. Gejala
munculnya kista sama persis dengan kanker serviks itu. Perempuan 32 tahun itu
memilih pengobatan herbal. Ia mendatangi herbalis dan diberi 3 jenis herba
dalam kapsul untuk sebulan. Sayang, Yanti yang membayar Rp9-juta tak mengetahui
jenis tanaman obat yang ia konsumsi.
Batal operasi
Yanti disiplin mengonsumsi 3 kapsul herba itu 3 kali sehari.
Namun, tanda-tanda kesembuhan tak kunjung muncul. Malahan perut kian membesar
dan nafsu makan hilang. Warga Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasarminggu,
Jakarta Selatan, itu juga mengalami insomnia dan merasa serbasalah: miring ke
kiri sel kanker yang membesar ikut ke kiri, ke kanan, turut ke kanan. Keadaan
itu menyebabkan Yanti memutuskan untuk menjalani operasi pada 10 Agustus 2010.
Sehari sebelumnya, ia menemui kedua orangtuanya di Ciampea,
Kabupaten Bogor. Ketika itulah Yanti berjumpa dengan tetangganya, pendiri Pusat
Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ervizal AM Zuhud MS. Zuhud
mempunyai informasi tentang khasiat daun sirsak dari beberapa hasil penelitian
di mancanegara. Guru besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor itu
menyarankan agar Yanti mengonsumsi daun sirsak. Keesokan harinya, Yanti
membatalkan operasi dan merebus 10 lembar daun sirsak segar dalam 3 gelas air
hingga mendidih.
Setelah rebusan dingin, ia meminumnya. Frekuensi 3 kali
sehari masing-masing segelas. Istri Fery Firmansyah itu juga menyantap daging
buah sirsak sekali sehari. Ia memotong 4 bagian buah berukuran sedang, bobot 6
– 7 ons. Sepotong buah Annona muricata cukup untuk sehari. Pada 24
Agustus 2010, ia kaget bukan kepalang ketika mudah menarik risleting dan
mengancingkan celana. Semula bukan hal gampang untuk mengenakan celana akibat
perut yang kian membesar. Ia benar-benar baru sadar bahwa perut mengempis.
Pagi itu ia mencoba tidur, tetapi perutnya tanpa gelambir
seperti sebelumnya. Ia miring ke kiri dan ke kanan beberapa kali, tetapi tak
ada gumpalan dalam perut yang mengikuti gerakan seperti sebelumnya. ‘Saya
menangis karena saking senangnya,’ kata perempuan yang menikah pada 2007 itu.
Sembuh? Begitulah dugaan Yanti. Sebulan berselang ia menemui dokter spesialis
kandungan dan kebidanan. Hasil pemindaian menunjukkan tak ada lagi berjalan di
serviks.
Menurut dokter sekaligus herbalis di Jakarta Timur, dr
Willie Japaries MARS, hilangnya sel kanker dari serviks Yanti dapat melalui
berbagai jalan seperti luruh bersama urine atau feses. Namun, menurut Yanti
selama 14 hari konsumsi daun dan buah sirsak hingga perut mengempis, tak ada
perubahan warna atau bentuk feses dan urine. Japaries mengatakan cara lain
detoksifikasi adalah melalui keringat.
‘Pikiran saya lepas. Saya senang banget,’ katanya dengan
wajah berbinar. Setelah perutnya mengempis, Yanti lahap setiap kali makan
sehingga tubuh kian segar. Insomnia juga sirna sehingga kini ia bisa tidur
nyenyak. Meski begitu hingga kini ia tetap mengonsumsi segelas rebusan daun
sirsak sekali sehari.
10.000 kali
Perubahan kondisi perut yang semula seperti perempuan hamil
lalu mengempis hanya dalam 2 pekan itu sangat cepat. Semula Zuhud memprediksi,
perubahan itu baru tercapai setelah 3 bulan Yanti rutin mengonsumsi daun
kerabat srikaya itu. Prediksi 90 hari itu berdasarkan informasi yang ia peroleh
di internet.
Yanti Sumiati bukan satu-satunya yang merasakan khasiat daun
anggota famili Annonaceae. Contoh lain, Sri Haryanto di Yogyakarta yang
mengidap kanker prostat dan Yulisnawati (kanker payudara di Palembang, Sumatera
Selatan).
Dokter juga menyarankan operasi pada Yulisnawati. Namun, ia
lebih memilih mengonsumsi rebusan segelas daun sirsak 3 kali sehari. Dua bulan
berselang, kondisi kesehatannya kian membaik. Yulisnawati belum mengecek ulang
kondisi kanker. Pada kasus Haryanto, dokter tak menyarankan operasi karena usia
pasien lanjut, 70 tahun. Haryanto yang juga herbalis itu mengonsumsi jus buah
sirsak (baca: Sirsak Stop Kanker Prostat, halaman 18)
Selain ke-3 jenis kanker – serviks, payudara, dan prostat,
daun sirsak juga terbukti secara ilmiah mengatasi antara lain kanker paru-paru,
ginjal, pankreas, dan usus besar. Begitulah hasil riset peneliti di Sekolah
Farmasi Purdue University, Indiana, Amerika Serikat, Jerry L McLaughlin.
Peneliti yang memperoleh daun sirsak dari Garut, Jawa Barat, itu membuktikan
bahwa daun Annona muricata manjur mengatasi 7 sel kanker. Daun sirsak
yang selama ini terabaikan itu ternyata mujarab mengganyang sel kanker.
Ada apa di balik itu? Peneliti di Sekolah Ilmu dan Teknologi
Hayati Institut Teknologi Bandung, Prof Soelaksono Sastrodihardjo PhD yang
meriset daun sirsak bersama Jerry L McLaughlin menemukan senyawa aktif acetogenins.
Mereka melakukan uji praklinis dengan memanfaatkan beragam sel kanker seperti
sel kanker paru-paru dan pankreas. ‘Tujuan penelitian, mengembangkan ilmu
pengobatan untuk mengatasi kanker,’ kata doktor Biologi alumnus Champaign
Urbane University, Amerika Serikat, itu.
Acetogenins menghambat ATP kanker
‘Acetogenins menghambat ATP (adenosina trifosfat, red).
ATP sumber energi di dalam tubuh. Sel kanker membutuhkan banyak energi sehingga
membutuhkan banyak ATP,’ kata Sastrodihardjo. Acetogenins masuk dan menempel di
reseptor dinding sel dan merusak ATP di dinding mitokondria. Dampaknya produksi
energi di dalam sel kanker pun berhenti dan akhirnya sel kanker mati. Hebatnya
acetogenins sangat selektif, hanya menyerang sel kanker yang memiliki kelebihan
ATP. Senyawa itu tak menyerang sel-sel lain yang normal di dalam tubuh.
‘Acetogenins mengganggu peredaran sel kanker dengan cara mengurangi jumlah ATP.
Hal ini yang membuat senyawa dalam daun sirsak dianggap selektif dan hanya
memilih sel kanker untuk diserang,’ kata Sastrodihardjo.
Bukan hanya selektif, acetogenins juga dahsyat! The
Journal of Natural Product membeberkan riset Rieser MJ, Fang XP, dan
McLaughlin, peneliti di AgrEvo Research Center, Carolina Utara, Amerika
Serikat, bahwa daun sirsak membunuh sel-sel kanker usus besar hingga 10.000
kali lebih kuat dibanding adriamycin dan kemoterapi.
Adriamycin yang mempunyai nama generik doxorubicin merupakan
obat untuk mengatasi berbagai jenis kanker seperti leukemia, kanker prostat,
kanker paru-paru, dan kanker pankreas. Sedangkan kemoterapi merupakan cara pengobatan
kanker dengan jalan memasukkan zat atau obat yang mempunyai khasiat membunuh
sel kanker.
Menurut peneliti di Cancer Chemoprevention Research
Center Universitas Gadjah Mada (CCRC–UGM), Nur Qumara Fitriyah, riset
McLaughlin menunjukkan dengan dosis kecil saja, daun sirsak efektif memberangus
sel kanker. Berdasarkan riset McLaughlin ED50 ekstrak kasar daun
sirsak < 20 µg/ml, sedangkan ED50 senyawa murni cuma < 4
µg/ml. Artinya dengan dosis rebusan 10 – 15 daun sirsak masih aman dikonsumsi.
Tren sirsak
Menurut Ervizal AM Zuhud penelitian sirsak sempat
ditutupi-tutupi selama 10 tahun karena ‘mengancam’ kelangsungan hidup
kemoterapi dan industri kimia. Apalagi harga sirsak murah. Hasil penelitian
itu, ‘Baru tersebar setelah keluarga dari seorang peneliti mengidap kanker dan
mempublikasikan di dunia maya,’ kata kepala Bagian Konservasi dan
Keanekaragaman Tanaman, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, itu.
Berbagai lembaga riset di tanahair juga mulai menguak
rahasia daun sirsak dan kerabatnya. Sekadar menyebut contoh, periset di Pusat
Studi Biofarmaka IPB, Prof Dr Latifah K Darusman, hingga kini meriset komponen
kimia yang dominan di daun sirsak. Sedangkan peneliti di Universitas Gadjah
Mada, Prof Dr Sismindari, meriset khasiat biji dan daun srikaya yang kaya ribosome
inactivating protein (RIP). ‘RIP mampu merusak sintesis protein pada sel
yang sedang tumbuh sehingga mati,’ kata Sismindari.
Konsumsi daun sirsak bukan hanya untuk para pasien, tetapi
juga baik bagi orang sehat. Menurut Ervizal AM Zuhud, kasiat daun sirsak bagi
orang sehat, ‘Menambah kekebalan tubuh dan mencegah asam urat. Bagi pria, daun
sirsak menambah jumlah dan memperkuat sperma.’ Di Indonesia kini para dokter
dan herbalis meresepkan daun sirsak kepada para pasien. Ada yang meresepkan
secara tunggal – hanya daun sirsak, tetapi ada pula yang meracik kombinasi daun
sirsak dengan herbal lain seperti rimpang temuputih dan sambiloto. Mereka
meresepkan daun sirsak antara lain untuk mengatasi beragam kanker.
Herbalis di Yogyakarta, Lina Mardiana meresepkan daun atau
buah sirsak terutama sebagai pengganti kemoterapi pada pasien kanker. ‘Khasiat
daun atau buah sirsak itu untuk mengeliminasi radikal bebas, mengeringkan sel
kanker, menyembuhkan peradangan di dalam tubuh, dan terutama meningkatkan stamina
pasien agar tubuh tidak lemah,’ kata Lina Mardiana. Para dokter dan herbalis
seperti Valentina Indrajati di Bogor, Jawa Barat, memilih daun yang sedang –
tak terlalu tua dan tak terlampau muda. Dari pucuk, kira-kira daun di baris
ke-4 hingga ke-6.
Dari pucuk, kira-kira daun di baris ke-4 hingga ke-6.
Para herbalis meresepkan daun sirsak bukan melulu untuk
mengatasi sel kanker. Herbalis di Gegerkalong, Kotamadya Bandung, Jawa Barat, H
Sarah Kriswanty, misalnya, meresepkan daun sirsak untuk mengatasi bronkhitis
dan kejang. Sedangkan Lina Mardiana meresepkan daun sirsak untuk pasien yang
menderita peradangan, misalnya radang tenggorokan, usus, pencernaan, ambeien
(baca: Sentosa Karena Graviola halaman 24).
Menurut dr Willie Japaries MARS yang juga meresepkan daun
sirsak, daun Annona muricata bersifat netral sehingga sesuai untuk
mengatasi beragam jenis kanker. Herbalis lain yang juga meresepkan daun sirsak
antara lain dr Prapti Utami di Jakarta Selatan dan Maria Andjarwati
(Kelapagading, Jakarta Utara. Para herbalis dan dokter itu sebagian besar
meresepkan daun sirsak baru pada 2 – 4 tahun silam. Pada umumnya mereka tak
meracik, tetapi pasien yang menyiapkan sendiri sejak pencarian daun hingga
merebus.
Harap mafhum hingga saat ini di pasaran belum tersedia
ekstraksi daun sirsak dalam kapsul seperti kapsul bermerek Graviola yang
beredar di mancanegara. Oleh karena itu, mereka mempersiapkan sendiri. Pasien
yang belum memiliki pohon biasanya membeli bibit sirsak. Dampaknya permintaan
bibit juga meningkat. Produsen bibit buah-buahan di Pontianak, Kalimantan
Barat, Simbul Haryadi mengatakan permintaan bibit sirsak pada September 2010
mencapai 400 bibit. Padahal, biasanya hanya 10 bibit per bulan. ‘Stok bibit di
kebun sampai habis, sekarang saya sedang memperbanyak lagi,’ kata Haryadi.
Begitu juga permintaan di nurseri Tebuwulung milik Eddy
Soesanto di Cijantung, Jakarta Timur, yang mencapai 600 – 700 bibit per bulan.
Lonjakan permintaan signifikan itu terjadi dalam 4 bulan terakhir. Produsen
bibit buah di Bogor, Jawa Barat, Syahril sama juga. Permintaan bibit durian
belanda itu fantastis, sejak Agustus 2010 mencapai 3.000 – 5.000 tanaman per
bulan; sebelumnya, 500 bibit per bulan. Harga bibit setinggi 40 – 50 cm di
berbagai penangkar Rp20.000 – Rp30.000. Menurut para penangkar tingginya
permintaan bibit sirsak berkaitan dengan pemanfaatan daun atau buah sebagai
obat tradisional. Benar kata Yeni Sumarni yang juga mengonsumsi daun sirsak,
‘Obat kanker itu ternyata murah meriah, kita tak perlu mengeluarkan uang jutaan
rupiah.’ (Sardi Duryatmo/Peliput: Endah Kurnia Wirawati, Lastioro Anmi
Tambunan, & Tri Susanti)
Penawar Agar-agar
Agar-agar sebagai penawar
Pada hari pertama konsumsi rebusan daun sirsak, Yanti
Sumiati tak merasakan perubahan berarti. Baru pada hari ke-2, ia berkeringat
dingin. Bagian punggung panas sekali. Ia menggigil. Selain itu perut juga
perih. ‘Rasanya saya ingin menyilet perut sendiri dan melihat bagian dalam ada
apa sih?’ kata perempuan 32 tahun itu mengenang. Pada hari ke-3 konsumsi,
kejadian itu terulang lagi. Punggungnya malah kian panas sehingga Yanti
berendam diri di bak mandi untuk meredakannya.
Yulisnawati di Palembang, Sumatera Selatan, yang mengidap
kanker payudara dan mengonsumsi daun sirsak mengalami hal sama. Ia merasakan
panas dan nyeri di bagian payudara. Herbalis di Bogor, Jawa Barat, Valentina
Indrajati (46 tahun), menemukan fakta serupa. Banyak pasiennya yang menghubungi
Valentina pada hari ke-2 atau ke-3 pascakonsumsi daun sirsak. Mereka
mengeluhkan panas dingin seperti keluhan Yanti. ‘Tapi tak semua pasien begitu,
pada umumnya pasien-pasien kanker,’ kata herbalis yang meresepkan daun sirsak
sejak 2006 itu. Pasien nonkanker tak menghadapi keluhan seperti itu.
Menurut pendiri Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian
Bogor, Prof Dr Ervizal AM Zuhud MS, tubuh panas dingin merupakan indikasi obat
sedang bereaksi. Oleh karena itu ia menyarankan agar pasien meneruskan konsumsi
daun sirsak. Pada hari ke-3 hingga kini, gejala seperti itu tak pernah muncul.
Herbalis lain, Lina Mardiana juga mendapat laporan serupa dari para pasien.
Untuk mengatasi hal itu, Mardiana menyarankan agar mereka merebus agar-agar hingga
mendidih dan meminumnya ketika dingin. Panas dingin itu hanya berlangsung 2
hari. Pada hari-hari berikutnya pasien akan merasa nyaman. (Sardi Duryatmo)
sumber: Majalah Trubus Online
Khasiat Sirsak 2: Sirsak Stop Kanker Prostat
Setiap kali berkemih, Sri Haryanto menahan nyeri yang luar
biasa. Urine menetes perlahan seperti air keluar dari kran yang tersumbat.
Daun Sirsak
Kejadian itu menimpa Sri Haryanto pada malam hari. ‘Biasanya
jam 9 malam saya mulai bolak-balik ke kamar mandi,’ kata Sri. Dalam semalam ia
bisa 5 kali lebih ke kamar mandi. Ia tak tahan lagi menahan sakit, sehingga
herbalis di Yogyakarta itu mendatangi rumahsakit terdekat untuk dikateter.
Padahal, waktu sudah pukul 02.00 dinihari. Setelah dikateter, ia merasa lebih
lega. Namun, keesokan malamnya urine masih tetap mampat.
Setelah 4 hari tak kunjung membaik, Sri memeriksakan diri ke
dokter. Kelenjar prostatnya membengkak hingga 2,5 kali lipat ukurannya.
Pembengkakan itu menutup saluran kemih. Sri menderita kanker prostat. Namun,
karena usianya 70 tahun, dokter tidak memberikan pilihan lain selain terapi
dengan sinar laser. Pemilik klinik Anugrah Agung itu agak ketar-ketir. ‘Dari
buku yang saya baca, hanya 2 dari 10 orang yang berpeluang sukses menjalani
terapi itu,’ kata Haryanto.
Setengah abad
Menurut Haryanto, kanker prostat itu buah dari kebiasaan
menahan buang air kecil saat seminar dan acara lain. Kanker prostat cenderung
menyerang pria di atas usia 50 tahun. Menurut data National Cancer Institute
(NCI), Amerika Serikat, 70% pengidap kanker prostat berusia di atas 65 tahun.
Sebagian penderita tidak merasakan gejala serangan dan
meninggal tanpa terapi. Sebagian lagi merasakan gejala antara lain susah
berkemih, sering ingin berkemih pada malam hari, rasa sakit saat berkemih,
serta rasa sakit di punggung bagian bawah, pinggang, dan paha atas. Data NCI
terbaru menyebutkan pada 2010 ditemukan 217.730 penderita kanker prostat baru
di Amerika Serikat, dan 32.050 di antaranya meninggal.
Selain menganjurkan terapi, dokter juga memberikan obat
kepada Haryanto untuk konsumsi 3 kali sehari. Namun, Haryanto hanya menjalani
terapi laser 2 kali dengan interval 3 bulan, masing-masing selama 1 jam.
Bersamaan dengan itu, ia memilih mengonsumsi tanaman obat tradisional lantaran
sudah terbiasa. Racikan jamu kunyit putih yang biasa ia berikan kepada pasien
pun ia minum. Untuk diuretik alias melancarkan kemih, Sri mengonsumsi seduhan
klembak berdosis 3 gram dengan air panas 3/4 gelas.
Yang istimewa, Sri menjadi rutin mengonsumsi jus buah
sirsak. Sudah 10 tahun terakhir ia juga meresepkan sirsak – baik daun atau buah
– kepada pasien kanker. Namun, perkenalannya pada sirsak untuk terapi pasien
kanker terjadi jauh sebelum itu, tepatnya pada 1958. Ketika itu Haryanto masih
bekerja sebagai perawat di sebuah rumahsakit swasta milik salah satu perusahaan
ban. Salah seorang dokter yang bertugas di rumahsakit ketika itu berasal dari
Jerman.
Dokter itu selalu menyarankan untuk memberikan jus
buah-buahan tertentu pada pasien tergantung penyakit. Jus itu memang tidak
serta-merta sebagai obat, tetapi sebagai makanan tambahan. Sebab, dokter tetap
memberikan obat kimia. Itu mirip pasien demam berdarah yang mengonsumsi jus
jambu biji Psidium guajava. Sementara para pasien bisul, infeksi, dan
budukan menikmati jus sirsak.
Budukan yang dimaksud adalah semacam benjolan pada daging
yang tak lain berupa tumor. Ketika itu istilah tumor atau kanker belum lazim.
Dari pengalaman menjadi perawat dan beragam informasi terbaru tentang sirsak
itulah Haryanto mulai meresepkan Annona muricata kepada pasiennya dan
dirinya. Untuk pasien yang juga menderita diabetes, ia menganjurkan untuk mengonsumsi
daun. Sedangkan untuk pasien lain, bisa memilih buah. Sebab, buah relatif manis
dan kurang baik untuk penderita kencing manis.
Annomuricin
prostat
Bersamaan dengan menjalani terapi laser, Haryanto rutin
mengonsumsi jus sirsak sebanyak 300 cc antara pukul 18.00 – 19.00 selama 3
bulan. ‘Harapannya, kandungan sirsak akan bereaksi saat malam hari,’ kata
Haryanto. Menurut Sri, sirsak berkhasiat menguatkan stamina dan membuang racun
dari dalam tubuh. Hasilnya, kanker di prostatnya mengempis dan ia sudah bisa
berkemih dengan normal.
Herbalis lain di Yogyakarta, Lina Mardiana juga meresepkan
daun dan buah sirsak untuk pasien kanker. Lina meresepkan daun dan buah sirsak
secara turun-temurun dari ibunya sejak 1970-an.
Daun maupun buah sirsak terutama sebagai pengganti
kemoterapi (maksimal kanker stadium3). Biasanya diberikan jika pasien tidak
tahan kemoterapi, cirinya sudah 1 – 2 kali kemo tetapi badan lemah atau
mual-mual.
Namun, tak jarang ada juga pasien yang tahan kemo dan daun
sirsak diberikan bersama dengan terapi kemo. ‘Khasiat daun/buah sirsak itu
untuk mengeliminasi radikal bebas, mengeringkan sel kanker dan terutama
meningkatkan stamina pasien agar tubuh tidak lemah,’ ujar Lina.
Pemanfaatan daun dan buah sirsak untuk membantu kesembuhan
pasien kanker itu sejalan dengan beberapa penelitian. Salah satunya penelitian
Prof Soelaksono Sastrodihardjo dari Institut Teknologi Bandung dan tim dari Purdue
University, Amerika Serikat, yang membuktikan sirsak berkhasiat antikanker.
Senyawa annomuricin E yang diisolasi dari daun sirsak itu memiliki efek
sitotoksik pada beberapa sel kanker yang diuji termasuk sel PC-3 (karsinoma
prostat). Area penghambatan senyawa kelompok acetogenin itu terhadap sel kanker
prostat mencapai 2,28 x 10-1. (Tri Susanti)
Jus buah sirsak berkhasiat menguatkan stamina dan
membuang racun dari dalam tubuh
Kanker menyebabkan pembengkakan kelenjar prostat yang
dapat menutup/menghambat saluran kemih. Akibatnya sebagian penderita merasakan
gejala susah berkemih
Sri Haryanto, kanker di prostat mengempis setelah
menjalani terapi laser, meminum ramuan kunyit putih, dan rutin mengonsumsi jus
buah sirsak.
Khasiat Sirsak 3 :Sentosa Karena Graviola
JANGANKAN BERANGKAT SIARAN, BANGKIT DARI TEMPAT TIDUR SAJA,
SUKARTI TAK MAMPU. TELAPAK KAKI MEMBENGKAK. JIKA TERSENTUH SEDIKIT SAJA,
RASANYA NYERI.
rebusan daun
Mestinya Sukarti memang siaran di sebuah stasiun radio di
Jakarta Timur. Namun, pagi pada pertengahan 2008 itu ia tak dapat melangkah.
Suaminya bertindak cepat, mengangkat Sukarti ke sebuah klinik. Biang keladi
persoalan itu adalah kadar asam urat yang membubung, yakni 6,8 mg/dl; kadar
normal, 6 mg/dl. Ketika itulah ia teringat petuah kakek, obat asam urat adalah
buah sirsak. Hari itu juga ia minta tolong kepada pramuwisma untuk mencari dan
membuat jus sirsak.
Perempuan 55 tahun itu mengonsumsi segelas jus sirsak 2 kali
sehari. Begitulah menu Sukarti 4 hari berturut-turut. Pada hari ke-5 ia mampu
berjalan dan bekerja seperti sedia kala. Sayang, ia tak memeriksakan diri ke
dokter untuk mengetahui kadar asam urat. Namun, yang pasti setelah rutin menyeruput
jus sirsak tanpa gula dan tanpa es itu bengkak di telapak kaki mengempis.
Bersamaan dengan itu rasa nyeri juga hilang.
Multikhasiat
Sirsak sesungguhnya bukan barang baru dalam pengobatan
tradisional di tanahair. Secara turun-temurun masyarakat mengonsumsi daun dan
buah sirsak untuk menyehatkan tubuh. Masyarakat Aceh, misalnya, menyantap buah
sirsak untuk mengatasi hepatitis. Selain itu mereka juga memanfaatkan daun
sebagai obat batuk. Bagi etnis Sunda buah sirsak yang masih muda berfaedah
sebagi penurun tekanan darah tinggi; daun, untuk menghilangkan mual, bisul, dan
rematik.
Etnis Madura memanfaatkan buah sirsak untuk meredakan diare
dan sakit perut. Adapun etnis Kutai memilih daun untuk mengobati diare.
Masyarakat etnis Dayak percaya mengonsumsi buah sirsak menghilangkan mual.
Secara empiris buah atau daun Annona muricata manjur mengatasi beragam
penyakit. Daun berfaedah untuk mengatasi luka borok, bisul, kejang, jerawat,
dan kutu rambut. Sedangkan buah graviola atau sirsak berkhasiat untuk mengobati
disentri, empedu akut, dan kencing batu.
Untuk meramu daun sirsak relatif mudah. Pendiri Pusat Studi
Biofarmaka Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ir Ervizal A. M Zuhud, MS,
mengatakan untuk memperoleh khasiat itu kita dapat merebus daun dan membuat jus
daging buah. Zuhud yang juga menjabat kepala Bagian Konservasi dan
Keanekaragaman Tanaman, Fakultas Kehutanan IPB merebus 10 daun tua dalam 2
gelas air hingga mendidih. Setelah dingin, ia menyaring, dan hasil rebusan siap
konsumsi.
Banyak herbalis yang meresepkan sirsak. Sarah Kiswanti,
herbalis di Bandung, Jawa Barat, memakai daun sirsak untuk mematangkan bisul.
Caranya, “Tumbuk daun lalu oleskan ke bisul. Setelah pecah, olesi bagian yang
luka dengan antiseptik,” kata Sarah. Ia juga memanfaatkan daun sirsak untuk
antikejang. Menurut herbalis di Yogyakarta, Lina Mardiana, daun sirsak memang
tokcer mengatasi radang seperti bisul. Selain itu, “Daun sirsak dapat
menyembuhkan keputihan, meluruhkan kolesterol, dan hipertensi,” kata Lina.
Sabar
Pasien memang perlu sabar hingga menggapai kesembuhan. Harap
mafhum, layaknya herbal lain efek penyembuhan baru terasa setelah rutin
mengonsumsi daun sirsak selama 1 bulan. Berdasarkan pengalaman Lina, daun
sirsak dapat menuntaskan penyakit yang disebabkan radang dalam waktu 3 bulan.
Doker dan herbalis di Jakarta Timur, dr Willie Japaries MARS juga sepakat.
Menurut Willie penggunaan terapi kanker lebih lama lagi tergantung stadium.
Willie meresepkan daun sirsak dengan beberapa herba lain.
Biasanya ia menggabungkan 3—4 macam tanaman obat. Harap mafhum, “Ada 2 tipe
penyakit: panas dan dingin. Tipe yang sama berlaku untuk tanaman obat. Sirsak,
bersifat netral sehingga cocok mengatasi radang dan kanker yang bersifat panas
serta gondok bersifat dingin,” kata Willie. Gejala penyakit tipe panas tampak
dari lidah merah, selaput kuning, nadi cepat, air seni pekat, dan demam.
Sebaliknya, dingin dapat kelihatan dari selaput lidah licin dan urine bening.
Tanaman obat bersifat dingin adalah sambiloto, akar
alang-alang, lendir lidah buaya, dan daun lotus. Sedangkan tanaman obat
bersifat panas seperti jahe, ginseng, tembolok ayam, dan sisik trenggiling
bagus untuk memperkuat daya tahan tubuh. Berikut resep dan cara membuat ramuan
sirsak. (Lastioro Anmi Tambunan/Peliput: Endah Kurnia, Sardi Duryatmo, dan
Tri Susanti).
Resep Tokcer
1. Relaksasi dan membuat tidur
Tiga lembar daun sirsak. Cuci daun sirsak, masukkan dalam
secangkir air panas lalu diamkan selama 5—10 menit. Setelah itu angkat daun. Untuk
menambah citarasa, tambahkan gula dan beri perasan jeruk lemon.
2. Bisul
- Ambil 15—30 g daun sirsak segar. Cuci bersih lalu peras sampai keluar ekstrak. Minum ekstrak daun sirsak 3 kali sehari. Ampasnya untuk mengompres bisul.
- Bila direbus, masukkan 10 g daun sirsak kering dalam 3 gelas air. Angkat sampai menjadi 1 gelas air. Setelah itu minum 3 kali sehari.
- Cara lain: ambil segenggam daun sirsak. Tumbuk sampai halus lalu taruh di sekeliling bisul. Biarkan sampai mengering. Ulangi sampai bisul pecah. Setelah itu oleskan antiseptik.
3. Antikejang
Rebus 7 lembar daun dalam 3 gelas air. Saring sampai
menjadi 1 gelas. Tambahkan sedikit gula merah dan garam. Minum setengah gelas
setiap pagi dan sore hari.
4. Pengobatan tradisional di Belize, Amerika Tengah.
- Menurunkan panas: Rebus daun sirsak atau minum teh daun sirsak. Cara lain,taruh beberapa lembar daun sirsak dalam bak mandi.
- Cacar: Remas daun sirsak segar, oleskan ke kulit.
- Rematik dan eczea: Blender daun sirsak muda sampai seperti bubur. Lulurkan ke kulit. Cara itu dapat meringankan penyakit.
- Kaki bengkak dan pembengkakan lain: kompres bagian yang bengkak dengan daun sirsak yang dijadikan seperti teh.
- Jus buah sirsak dapat mengatasi urethritis, haematuria and liver ailments
5. Keputihan
Campur 15 lembar daun sirsak dengan 5 ruas jari kunyit
yang telah dipotong-potong. Lalu masukkan dalam air sebanyak 5 gelas, tambahkan
garam, madu atau gula merah. Setelah itu rebus sampai jadi 3 gelas air. Minum
rebusan 3 kali sehari masing-masing segelas.
6. Darah tinggi
Rebus daun sirsak dan rambut jagung manis (muda) dan
minum 2—3 kali sehari.
7. Kolesterol
Ambil 3—5 daun sirsak lalu rebus dalam 3 gelas air.
Angkat dan saring daun setelah menjadi 1 gelas. Minum secara rutin setiap hari
selama sebulan. Cara lain: jus 50—100 g/hari buah sirsak. ***
Khasiat Zuurzak
Daun:
- Di Amazon, Amerika Selatan, rebusannya dipakai sebagai tonik
daun sirsak
- Di Kalimantan, penduduk lokal memanfaatkannya untuk mengobati demam
- Di Guatemala sering dipakai untuk mengobati cacingan pada anak-anak
- Di Guam dimanfaatkan untuk mengobati asma
- Sebagian penduduk di Serawak, Malaysia, memanfaatkan untuk mengatasi hipertensi
- Di Madagaskar dipakai untuk mengobati penyakit lever
- Di Togo rebusan airnya dipercaya bisa mengobati penyakit malaria
- Dipakai sebagai pestisida nabati pada pertanian organik
Bunga:
- Di Brasil dipakai mengobati penyakit saluran pernapasan (bronchitis)
- Kombinasi bunga dengan daun serta akar dapat menyembuhkan sakit di dada
Buah:
buah sirsak
Rasanya manis, agak asam sehingga sering dipakai sebagai
bahan jus buah
- Baunya menjadi salah satu aroma pada industri eskrim
- Kaya serat. Jumlahnya mencapai 3,3 g/100 g. Konsumsi 100 g daging buah dapat memenuhi 13% kebutuhan serat pangan per hari
- Dapat mengobati batu empedu, antisembelit, asam urat, dan meningkatkan selera makan
- Di Haiti untuk mengobati demam
- Di Peru dimanfaatkan untuk mengobati kencing manis
Biji:
- Di Brasil dipakai dalam kosmetik sebagai astringent atau toner untuk membersihkan permukaan kulit yang kotor
- Di Amazon dipakai untuk mengatasi masuk angin
- Di Peru dan Indonesia dipakai untuk pestisida nabati
Kulit batang:
- Kulit batang mengandung senyawa tanin, fitosterol, Ca-oksalat , murisine, dan alkaloid. Alkaloid itu bila disuntikkan pada katak akan menyebabkan penyakit tetanus
- Di Haiti konsumsi rebusan kulit batang diyakini memperbaiki kerja jantung
- Di Jamaika digunakan untuk mengobati asma dan hipertensi
- Di Peru bersama akarnya telah dipakai untuk mengobati penyakit kencing manis
Akar:
- Di Brasil dipakai sebagai bahan obat nyamuk
- Di Peru dimanfaatkan sebagai obat penenang
sumber:Majalah Trubus Online
Khasiat Sirsak (4-Terakhir): Beberapa Fakta Penelitian
Tentang Sirsak