Fungsi Gunung
Al Quran mengarahkan perhatian kita pada fungsi geologis yang penting dari gunung.
“Dan telah Kami jadikan di bumi ini
gunung-gunung yang kokoh supaya bumi ini tidak goncang bersama
mereka...” (QS. Al Anbiyaa', 21: 31) !
Sebagaimana kita lihat, dinyatakan dalam ayat tersebut bahwa gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan bumi.
Fakta ini tidak diketahui siapa pun ketika Al
Quran diturunkan. Bahkan, fakta ini baru terungkap sebagai hasil
penemuan geologi modern.
Menurut penemuan ini, gunung-gunung muncul
sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa
yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan
yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara
yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan
bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam
ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke
bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.
Dengan kata lain, gunung-gunung mencengkeram
lempengan-lempengan kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah
permukaan bumi pada titik-titik pertemuan lempengan-lempengan ini.
Dengan cara ini, mereka memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari
terombang-ambing di atas lapisan magma atau di antara
lempengan-lempengannya. Singkatnya, kita dapat mengumpamakan gunung
dengan paku yang menyatukan bilah-bilah papan.
Dalam sebuah ayat, peran gunung ini ditunjukkan dengan perumpa-maan sebagai “pasak”:
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan gunung-gunung sebagai pasak?” (QS. An-Naba', 78: 6-7) !
Fungsi pemancangan dari gunung dijelaskan dalam
literatur ilmiah dengan istilah "isostasi". Isostasi bermakna sebagai
berikut:
Kesetimbangan dalam kerak bumi yang terjaga oleh aliran materi beba-tuan di bawah permukaan akibat tekanan gravitasi. 54Gunung memiliki akar yang tertanam dalam di bawah permukaan tanah. (Eearth, Press and Siever, p. 413) |
Bagian skematik. Gunung, seperti pasak, mempunyai akar yang tertanam dalam tanah. (Anatomy of the Earth, Cailleux, p.220) |
Ilustrasi lain yang menunjukkan bagaimana bentuk gunung menyerupai pasak, karena akarnya yang menghunjam dalam. (Earth Science, Tarbuck and Lutgens, p.158) |
Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu
geologi modern dan penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Quran
berabad-abad lampau sebagai suatu bukti hikmah mahaagung dalam ciptaan
Allah. Dalam ayat lain dikatakan pula:
“... dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu...” (QS. Luqman, 31: 10) !
Identitas pada Sidik Jari
Ketika dikatakan dalam Al Quran bahwa mudah bagi
Allah untuk menghidupkan manusia setelah kematiannya, sidik jari
manusia secara khusus ditekankan:
“Bukankah demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun ujung-ujung jarinya dengan sempurna.” (QS. Al Qiyaamah, 75: 4) !
Penekanan pada sidik jari memiliki makna sangat
khusus, karena sidik jari setiap orang unik bagi dirinya sendiri.
Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki
serangkaian sidik jari yang unik.
Itulah sebabnya sidik jari diterima sebagai bukti
identitas yang sangat penting bagi pemiliknya dan digunakan untuk
tujuan ini di seluruh penjuru dunia.
As illustrated here, the fingerprint which is unique to each person, derives from the same structure in all people. |
Namun, yang penting adalah bahwa keunikan sidik
jari ini baru ditemukan di akhir abad ke-19. Sebelumnya, orang
menganggap sidik jari sebagai lengkungan-lengkungan biasa tanpa makna
khusus. Tetapi dalam Al Quran, Allah menunjuk sidik jari, yang sedikit
pun tidak menarik perhatian orang waktu itu, dan mengarahkan perhatian
kita pada arti penting sidik jari, yang baru mampu dipahami di masa
kini.
Pergerakan Gunung
Dalam sebuah ayat, kita diberitahu bahwa
gunung-gunung tidaklah diam sebagaimana kelihatannya, tetapi mereka
terus-menerus bergerak.
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu
sangka dia tetap ditempatnya, padahal ia berjalan sebagaimana jalannya
awan.” (QS. An-Naml, 27: 88) !
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan
kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seakan terbawa hanyut
di atas lapisan mantel yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk
pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred
Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada
masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda
sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan
Wegener baru pada tahun 1980, lima puluh tahun setelah kematiannya.
Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang
terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu, seluruh tanah daratan
yang ada di permukaan bumi adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea.
Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah
menjadi dua yang setiap bagiannya bergerak ke arah yang berbeda. Salah
satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi
Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah
Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali
India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia
terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya
Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh
beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan
perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah
penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan
menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian
terluar mantel, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas
lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama
dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng
tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada per-mukaan bumi,
membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur
dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut
terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi
secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantik menjadi
sedikit lebih lebar.55
Ada hal yang sangat
penting yang perlu dikemukakan di sini. Dalam ayat tersebut di muka,
Allah telah menyebutkan gerakan gunung sebagai-mana jalannya awan yang
bergeser. (Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift”
atau “geseran benua” untuk gerakan ini.)56
Tidak diragukan lagi, ini merupakan salah satu
kejaiban Al Quran bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan
oleh ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Quran.
Keajaiban pada Besi
Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan
secara jelas dalam Al Quran. Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti “besi”,
kita diberitahu bahwa:
Kata “anzalnaa” atau berarti “kami turunkan” yang khusus diguna-kan untuk besi dalam ayat ini, dapat dianggap memiliki arti kiasan untuk menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia. Tetapi jika kita mempertimbangkan makna harfiah kata ini, yakni “secara fisik diturunkan dari langit”, kita akan menyadari bahwa ayat ini menyatakan keajaiban ilmiah yang sangat penting.“...Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia...” (QS. Al Hadiid, 57: 25) !
Ini karena penemuan astronomi modern
telah mengungkap bahwa logam besi yang ditemukan di bumi kita berasal
dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar.
Logam berat di alam semesta dibuat
dan dihasilkan di dalam inti bintang-bintang raksasa. Tetapi sistem tata
surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasil-kan besi
secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan di dalam
bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya
mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah
melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak
mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang
disebut “nova” atau “supernova”. Akibat ledakan ini, meteor-meteor yang
mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta dan mereka
bergerak melalui ruang hampa sampai ditarik gaya gravitasi benda
angkasa.
Semua ini menunjukkan bahwa logam
besi tidak terbentuk di bumi tetapi kiriman dari bintang-bintang yang
meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor dan “diturunkan ke
bumi”, persis seperti dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta
ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada abad ke-7 ketika Al Quran
diturunkan.
Al-Hadid is the 57th surah of the Qur'an. The numerical value of the word "al-hadid" in Arabic is again 57. The numerical value of the word "hadid" alone is 26. As seen also in the above periodic table, 26 is the atomic number of iron. |
Angin yang Mengawinkan
Dalam sebuah ayat Al Quran disebutkan sifat angin yang menyuburkan dan pembentukan hujan sebagai hasilnya.
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk
mengawin-kan dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum
kamu dengan air itu.” (QS. Al Hijr, 15: 22) !
Dalam ayat ini ditekankan bahwa fase pertama
dalam pembentukan hujan adalah angin. Hingga awal abad ke-20,
satu-satunya hubungan antara angin dan hujan yang dike-tahui hanyalah
bahwa angin yang menggerakkan awan. Namun, penemuan ilmu meteorologi
modern telah menun-jukkan peran “mengawinkan” dari angin dalam
pemben-tukan hujan.
Fungsi mengawinkan dari angin ini terjadi dengan cara berikut:
Di
atas permukaan laut dan samudera, gelembung uda-ra yang tak terhitung
jumlahnya terbentuk akibat pemben-tukan buih. Pada saat
gelembung-gelembung ini pecah, ribu-an partikel kecil dengan diameter
seperseratus milimeter, terlempar ke udara. Partikel-partikel ini, yang
dikenal seba-gai aerosol, bercampur dengan debu daratan yang terbawa
oleh angin dan selanjutnya terbawa ke lapisan atas atmosfer.
Partikel-partikel ini dibawa naik lebih tinggi oleh angin dan bertemu
dengan uap air di sana. Uap air mengembun di seki-tar partikel-partikel
ini dan berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran-butiran air ini
mula-mula berkumpul mem-bentuk awan, kemudian jatuh ke bumi dalam
bentuk hujan.
Sebagaimana kita lihat, angin “mengawinkan” uap
air yang melayang di udara dengan partikel-partikel yang dibawanya dari
laut dan akhirnya membantu pembentukan awan hujan.
Apabila angin tidak memiliki sifat ini,
butiran-butiran air di atmosfer bagian atas tidak akan pernah terbentuk
dan hujan pun tidak akan pernah terjadi.
Hal terpenting di sini adalah bahwa peran utama
dari angin dalam pembentukan hujan telah dinyatakan berabad-abad yang
lalu dalam sebuah ayat Al Quran, pada saat orang hanya mengetahui
sedikit saja fenomena alam.
Kadar Hujan
Fakta lain yang diberikan dalam Al Quran mengenai
hujan adalah bahwa hujan diturunkan ke bumi dalam kadar tertentu. Hal
ini disebutkan dalam Surat Az Zukhruf sebagai berikut:
“Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (QS. Az-Zukhruf, 43:11) !
Di bumi, air didaur ulang menurut “kadar” tertentu. Kehidupan di bumi tergantung pada siklus lain.
|
Kuantitas hujan yang sudah ditentukan ini telah
dite-mukan pula melalui penelitian modern. Diperkirakan dalam satu
detik, sekitar 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini
menghasilkan 513 triliun ton air per tahun. Angka ini ternyata sama
dengan jumlah hujan yang jatuh ke bumi dalam satu tahun. Ini berarti
air senantiasa berputar dalam suatu siklus yang seimbang menurut
“ukuran atau kadar” tertentu. Kehidupan di bumi bergantung pada siklus
air ini. Bahkan, sekalipun manusia menggunakan semua teknologi yang ada
di dunia ini, mereka tidak akan mampu membuat siklus seperti ini.
Bahkan, satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini
akan segera mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi yang mampu
mengakhiri kehidupan di bumi. Namun, hal ini tidak pernah terjadi dan
hujan senantiasa turun setiap tahun dalam jumlah yang benar-benar sama
seperti dinyata-kan dalam Al Quran.
Laut-Laut Tidak Saling Bercampur
Salah satu sifat lautan yang baru-baru ini ditemukan berkaitan dengan ayat Al Quran:
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya
kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh
masing-masing.” (QS. Ar Rahmaan, 55: 19-20) !
Sifat lautan yang saling bertemu, tetapi tidak saling
bercampur ini telah ditemukan oleh para ahli kelautan baru-baru ini.
Disebabkan gaya fisika yang disebut “tegangan permukaan”, air dari
laut-laut yang saling bersebelahan tidak menyatu. Akibat adanya
perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah lautan bercampur satu
sama lain, seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka.
Sisi menarik dari hal ini adalah bahwa pada masa ketika
manusia tidak memiliki pengetahuan apa pun mengenai fisika, tegangan
permukaan, maupun ilmu kelautan, hal ini telah diungkap dalam Al-Quran.
.Air Laut Mediterania memasuki Atlantik melalui Gibraltar. Tetapi temperatur, salinitas, dan kekerapan mereka tidak berubah, karena pembatas yang memisahkan mereka. |
Meskipun ada gelombang besar, arus kuat, dan
pasang di laut-laut ini, mereka tidak saling bercampur, dan tidak pula
melintasi pembatas di antara mereka. Hal tersebut terbukti secara
ilmiah hanya baru-baru ini, namun fakta ini sudah dinyatakan dalam
surat Ar Rahman 14 abad yang lalu.
|
Jenis Kelamin Bayi
Di dalam Al Quran, dikatakan bahwa jenis kelamin laki-laki atau perempuan diciptakan “dari air mani apabila dipancarkan.” Tetapi, sampai baru-baru ini orang mengira bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh sel-sel ibu. Pada abad ke-20, sains baru menemukan informasi yang dinyatakan Al Quran berabad-abad lalu. |
Hingga baru-baru ini, orang mengira bahwa jenis kelamin
bayi ditentukan oleh sel-sel ibu. Atau setidaknya, dipercaya bahwa
jenis kelamin ditentukan secara bersama oleh sel-sel lelaki dan
perempuan. Namun kita mendapat-kan informasi yang berbeda dari Al
Quran, yang menyatakan bahwa jenis kelamin laki-laki atau perempuan
diciptakan “dari air mani apabila dipancarkan”.
“Dan bahwasanya Dia-lah yang menciptakan
berpa-sang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air mani, apabila
dipancarkan.” (QS. An Najm, 53: 45-46) !
Ilmu genetika dan biologi molekuler yang
berkembang telah membenarkan secara ilmiah ketepatan informasi yang
diberikan Al Quran ini. Kini diketahui bahwa jenis kelamin ditentukan
oleh sel-sel sperma dari tubuh pria, dan bahwa wanita tidak berperan
dalam proses penentuan jenis kelamin ini.
Kromosom adalah unsur utama dalam penen-tuan jenis
kelamin. Dua dari 46 kromosom yang menentukan struktur se-orang manusia
diidenti-fikasi sebagai kromosom kelamin. Dua kromosom ini disebut
"XY" pada pria, dan "XX" pada wanita. Penamaan ini didasarkan pada
bentuk kromosom tersebut yang menyerupai bentuk huruf-huruf ini.
Kromosom Y membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kelelakian,
sedangkan kromosom X membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat
kewanitaan.
Kromosom prialah yang menentukan jenis kelamin. |
Pembentukan
seorang manusia baru berawal dari penggabungan silang salah satu dari
kromosom ini, yang pada pria dan wanita ada dalam keadaan berpasangan.
Pada wanita, kedua bagian sel kelamin, yang membelah menjadi dua selama
peristiwa ovulasi, membawa kromosom X. Sebaliknya, sel kelamin seorang
pria menghasilkan dua sel sperma yang berbeda, satu berisi kromosom X,
dan yang lainnya berisi kromosom Y. Jika satu sel telur berkromosom X
dari wanita ini bergabung dengan sperma yang membawa kromosom Y, maka
bayi yang akan lahir berjenis kelamin pria. Dengan kata lain, jenis
kelamin bayi ditentukan oleh jenis kromosom mana dari pria yang
bergabung dengan sel telur wanita.
Tak satu pun informasi ini dapat diketahui hingga
ditemukannya ilmu genetika pada abad ke-20. Bahkan di kalangan
masyarakat, diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh pihak
wanita. Inilah mengapa kaum wanita dipersalahkan ketika mereka
melahirkan bayi perempuan.
Namun, tiga belas abad sebelum penemuan gen manu-sia, Al
Quran telah mengungkapkan informasi yang meng-hapuskan keyakinan
takhayul ini, dan menyatakan bahwa wanita bukanlah penentu jenis
kelamin bayi, tetapi air mani dari pria.
Gumpalan Daging yang Melekat pada Rahim
Jika
kita terus mempelajari fakta-fakta yang diberitakan dalam Al Quran
mengenai pembentukan manusia, sekali lagi kita akan menjumpai keajaiban
ilmiah yang sungguh penting.
Ketika sperma pria bergabung dengan sel
telur wanita, intisari bayi yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang
dikenal sebagai “zigot” dalam ilmu biologi ini akan segera berkembang
biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi “segumpal daging.”
Tentu saja, hal ini hanya dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan
mikroskop.
Namun, zigot tersebut tidak melewatkan
tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada dinding rahim seperti
akar yang kokoh menancap di bumi dengan serabutnya. Melalui hubungan
ini, zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi
pertumbuhannya.
Di sini, pada tahap ini, satu keajaiban
penting dari Al Quran terungkap. Ketika merujuk pada zigot yang sedang
tumbuh dalam rahim ibu, Allah menggunakan kata “alaq” dalam Al Quran:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah.” (QS. Al 'Alaq, 96: 1-3) !
Arti kata “alaq” dalam bahasa Arab adalah
“sesuatu yang menempel pada suatu tempat.” Kata ini secara harfiah
digunakan untuk menggambarkan lintah yang menempel pada tubuh untuk
mengisap darah.
Tentunya penggunakan kata yang demikian tepat untuk
zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu, mem-buktikan bahwa Al Quran
merupakan wahyu dari Allah, Tuhan Semesta Alam.
Otot yang Membungkus Tulang
Aspek penting lain tentang informasi yang disebutkan
dalam ayat-ayat Al Quran adalah tahap-tahap pembentukan manusia dalam
rahim ibu. Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam rahim ibu,
tulang-tulang terbentuk lebih dahulu, kemudian terbentuklah otot yang
membungkus tulang-tulang ini.
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging
itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. Al
Mu'minuun, 23: 14) !
(We then) clothed the bones in flesh... (Surat al-Muminun: 14) |
Embriologi adalah cabang ilmu yang mempelajari
perkembangan embrio dalam rahim ibu. Hingga akhir-akhir ini, para ahli
embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk
secara bersamaan. Karenanya, sejak lama, banyak orang yang menyatakan
bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian
canggih dengan mikroskop yang dilakukan dengan ban-tuan teknologi baru
telah mengungkap bahwa pernyataan Al Quran adalah benar kata demi
katanya.
Penelitian di tingkat mikroskopis ini
menunjukkan bahwa perkemba-ngan dalam rahim ibu terjadi dengan cara
persis seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan
tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih
dari jaringan di sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus
tulang-tulang ini.
Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah terbitan ilmiah yang berjudul Developing Human, dengan kalimat berikut:
Dalam minggu ketujuh, rangka
mulai tersebar ke seluruh tubuh dan tulang-tulang mencapai bentuk yang
kita kenal. Pada akhir minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan,
otot-otot menempati posisinya di sekeliling bentukan tulang.57
Singkatnya, tahap-tahap pembentukan manusia
sebagaimana di-gambarkan dalam Al Quran, benar-benar sesuai dengan
temuan embrio-logi modern.
Tiga Tahap Perkembangan Bayi dalam Rahim
Dalam Al Quran dipaparkan bahwa manusia diciptakan melalui tiga tahapan dalam rahim ibunya.
Sebagaimana akan dipahami, ayat ini menunjukkan bahwa seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya melalui tiga tahapan yang berbeda. Benar, biologi modern telah mengungkap bahwa pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga daerah yang berbeda dalam rahim ibu. Dewasa ini, di semua buku pelajaran embriologi yang dipakai fakultas-fakultas kedokteran, hal ini dijadikan sebagai pengetahuan dasar. Misalnya, dalam buku Basic Human Embryology, sebuah buku referensi utama dalam bidang embriologi, fakta ini diuraikan sebagai berikut: “Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan: pre-embrionik, dua setengah minggu pertama; embrionik, sampai akhir minggu kedelapan; dan fetus/janin, dari minggu kedelapan sampai kelahiran. 58“Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan, adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (QS. Az Zumar, 39: 6) !
Dalam surat Az-Zumaar ayat 6 dijelaskan bahwa manusia diciptakan dalam rahim seorang ibu melalui tiga tahap. Biologi modern pun telah membuktikan bahwa perkembangan embrio bayi berproses pada tiga ruang terpisah dalam perut sang ibu. |
Fase-fase ini mengacu pada tahap-tahap yang berbeda dari
perkem-bangan bayi. Ringkasnya, ciri-ciri utama tahap perkembangan
tersebut adalah sebagai berikut:
- Tahap Pre-embrionik
Pada tahap pertama, zigot tumbuh membesar
melalui pembelahan sel, dan terbentuklah segumpalan sel yang kemudian
membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot yang
semakin besar, sel-sel penyu-sunnya pun mengatur diri sendiri guna
membentuk tiga lapisan.
- Tahap Embrionik
Tahap kedua ini berlangsung selama lima
setengah minggu. Pada masa ini, bayi disebut sebagai “embrio.” Pada
tahap ini, organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari
lapisan-lapisan sel tersebut.
- Tahap Fetus
Dimulai dari tahap ini dan seterusnya, bayi
disebut sebagai “fetus.” Tahap ini dimulai sejak kehamilan minggu
kedelapan hingga masa kelahiran. Ciri khusus tahapan ini adalah bahwa
fetus sudah menyerupai manusia, dengan wajah, kedua tangan dan kakinya.
Meskipun pada awalnya memiliki panjang hanya 3 cm, kesemua organnya
sudah jelas. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, dan
perkembangan berlanjut hingga minggu kelahiran.
Informasi mengenai perkembangan bayi dalam rahim ibu,
baru didapatkan setelah serangkaian pengamatan de-ngan peralatan
modern. Namun sebagaimana fakta ilmiah lainnya, informasi-informasi ini
disampaikan dalam ayat-ayat Al Quran dengan cara yang luar biasa.
Fakta bahwa informasi yang sedemikian terperinci dan akurat diberikan
dalam Al Quran pada saat bidang kedokteran masih primitif, merupakan
bukti nyata bahwa Al Quran bukanlah ucapan manusia melainkan firman
Allah.
Air Susu Ibu
Air susu ibu adalah suatu campuran ciptaan Allah yang
luar biasa dan tak tertandingi sebagai sumber makanan terbaik bagi bayi
yang baru lahir, di samping sebagai zat yang meningkatkan kekebalan
tubuhnya terhadap penyakit. Bahkan, makanan bayi yang dibuat dengan
teknologi masa kini tak mampu menggantikan sumber makanan yang
menakjubkan ini.
Setiap hari ditemukan satu
manfaat baru air susu ibu bagi bayi. Salah satu fakta yang ditemukan
ilmu pengetahuan tentang air susu ibu adalah bahwa menyusui bayi selama
dua tahun setelah kelahiran sungguh amat bermanfaat.59
Allah memberitahu kita informasi penting ini sekitar 14 abad lalu,
yang hanya diketahui melalui ilmu pengetahuan baru-baru ini, dalam
ayat-Nya “…menyapihnya dalam dua tahun….”
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman, 31: 14) !
Kesimpulan
Semua yang sudah kita cermati sejauh ini menunjukkan
fakta yang jelas bahwa Al Quran adalah kitab yang seluruh berita di
dalamnya terbukti kebenarannya. Fakta tentang hal-hal ilmiah dan berita
tentang masa depan, fakta-fakta yang tak seorang pun mengetahuinya
pada saat itu, telah dipaparkan dalam ayat-ayatnya. Adalah mustahil
informasi ini diketahui dengan tingkat pengetahuan dan teknologi saat
itu. Sudah jelas bahwa ini menjadi bukti Al Quran bukan perkataan
manusia. Al Quran adalah firman Tuhan, Yang Mahakuasa, Maha Pemula
Segalanya dan Yang Menguasai Segalanya dengan ilmu-Nya. Dalam satu
ayat, Allah berfirman: “Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi
Allah, tentulah mereka menemukan pertentangan yang banyak di dalamnya.”
(QS. An Nisa', 4: 82) Tidak hanya tiada pertentangan dalam Al Quran,
tetapi setiap informasi di dalamnya mengungkapkan mukjizat kitab suci
ini semakin banyak setiap harinya.
Yang menjadi kewajiban manusia adalah berpegang teguh
pada kitab suci yang telah diturunkan Allah ini, dan menerimanya
sebagai satu-satunya penunjuk jalan baginya. Dalam salah satu ayat,
Allah memerintahkan kita:
“Dan Al Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.” (QS. Al An'aam, 6: 155)
sumber: http://harunyahya.com/indo/buku/science/leads_to_science/leads_to_science_05_1.php